BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1
Infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan
2.1.1 Citomegallo Virus (CMV)
CMV adalah virus DNA yang merupakan
anggota keluarga sehingga menimbulkan kemampuan latensin.virus ini merupakan
penyebabinfeksi perinatal tersering. Bukti infeksi pada janinditemukan 0,5
sampai 2 % dari semua neonates.
Gejala ibu yang terinfeksi CRV biasanya
tidak menunjukkan gejala yang nyata karena biasanya CRV dating pergi tanpa
gejala.
A. Cara
penularan
Virus ditularkan
melalui cara-cara berikut ini :
1.
Secara horizontal melalui percikan
ludah,air liur (saliva) dan urine
2.
Secara vertical dari ibu ke janin bayi
3.
Sebagai penyakit menular seksual
B. Diagnosis
1. Prenatal
Efek infeksi pada janin dideteksi dengan
USG,CT Scan atau MRI. Dapat dijumpai mikrosefalus, ventrikulomegali atau
kalsifikasi serebrum. Amniosintesis dilakukan untuk biakan virus atau
kardosintesis untuk mendeteksi IgM dalam memastikan kecurigaan kasus infeksi
primer.
2. Maternal
Dengan mengisolasi virus dalam biakan
urine/sekresi atau uji serologi.
C. Dampak
pada kehamilan
Tidak terdapat bukti bahwa kehamilan
meningkatkan resiko. Risiko penularan pada janin tertinggi dalam trimester
pertama dan kedua,sementara infeksi trimester ketiga biasanya tanpa gejala
sisa. Infeksi 10-20 % simtomatik sewaktu: IUGR,karioretinitis, mikrosefali,
pengapuran otak, hepato plasmomegali dan hidrosepalus. Infeksi 80-90
%asimtomatik sewaktu lahir, tetapi menunjukkan keterbelakangan mental seperti
gangguan visual, tetapi, kehilangan pendengaran yabg progresif dan perkembangan
psikomotorik terlambat.
D. Pemeriksaan
Laboratorium
1. Anti
CRV IgM dan IgG dan IgG aviditas
2. Pemeriksaan
dilakukan pada saat ibu merencanakan kehamilan jika hasil pemeriksaansebelumnya
negative
E. Hasil
dan Tindak Lanjut
1. IgM
(-) : periksa ulang beberapa minggu kemudian, jika hasil tetap IgM (-) berarti
tidak terifeksi dan lakukan langkah pencegahan. Sementara itu, jika IgG (+) :
lakukan pemeriksaan konfirmasi IgM dan IgG aviditas, jika IgM (+) dan IgG
rendah berarti infeksi primer perlu pemeriksaan lebih lanjut apakah janin
terinfeksi atau tidak.
2. IgG
(+): berarti sudah pernah terinfeksi dimasa lalu, karena itu sudah kebal
terhadap CRV. Tidak diperlukan pemeriksaan lanjut,pada kehamilan berikut untuk
melihat jumlah titer IgG, apakah masih mencukupi atau tidak.
F. Pencegahan
Kesehatan perlu dijaga dengan Kesehatan
perlu dijaga dengan baik pada situasi yang berisiko tinggi. Misalnya
tersedianya unit rawat intensif neonatal, pusat rawat berobat jalan dan unit dialysis. Transfuse
ibu dengan darah positif CMV harus dihindari.
2.1.2
Rubella
Rubella ( campak
jerman) adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik
intrauterine, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, rubella disebabkan
oleh virus plemorfis yang mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet
dari ibu hamil kepada janin.
A. Tanda
dan gejala
1. Demam
ringan, pusing dan mata ringan
2. Sakit
tenggorokan
3. Ruam
kulit setelah demam turun (warna merah jambu)
4. Kelenjar
limfe membengkak
5. Persendian
bengkakdan nyeri pada beberapa kasus
6. Fotofobia
7. Abortus
spontan
8. Radang
arthritis atau ensefalitis
9. Pada
ibu hamil kadang tanpa gejala
B. Dampak
pada kehamilan
1. Insidensi
anomaly congenital: bulan pertama
50%, bulan kedua 25%, bulan ketiga 10% dan bulan keempat 4%. Pemaparan pada
bulan pertama dapat menyebabkan malformasi jantung, mata, telinga, atau otak.
Pemaparan bulan keempat: infeksi sistemik,retardasi pertumbuhan intrauterine.
2. Infeksi
rubella congenital dapatmenyebabkan sindron rubella congenital yang terdiri
atas hal-hal berikut ini.
a. Pertumbuhan
janin yang terhambat (merupakan kondisi yang paling sering terjadi)
b. Katarak
yang dapat terjadi pada satu atau kedua mata. Katarak adalah pemutihan lensa
mata sehingga mengakibatkan kebutaan menetap. Kelainan katarak ini biasanya
disertai dengan bola mata yang kecil
c. Kelainan
jantung bawaan
d. Hilang
fungsi pendengaran akibat proses infeksi yang terjadi pada saraf pendengaran
e. Radang
otak dan selaput otak
C. Pengobatan
Tidak ada obat spesifik
untuk mengobati infeksi virus rubella. Obat yang diberikan biasanya bersifat
untuk meringankan gejala yang timbul. Hanya saja pada anak-anak dan orang
dewasa, gejala-gejala yang timbul adalah sangat ringan. Bayi yang lahir dengan sindrom
rubella congenital, biasanya harus ditangani secara sekama oleh para ahli.
Semakin banyak kelainan bawaan yang diderita akibat infeksi congenital, semakin
besar pula pengaruhnya pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak.bayi lahir
yaitu dengan terdeteksinya IgM Rubella pada darah bayi.
D. Pencegahan
penularan virus rubella
Cara yang paling
efektif untuk mencegah penularan virus rubella adalah dengan pemberian
imunisasi. Saat ini imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah rubella
adalah dengan pemberian vaksin MMR pada wanita usia reproduksi yang belum
mempunyai antibody terhadap virus rubella amatlah penting untuk mencegah
terjadinya infeksi rubella congenital pada janin. Setelah pemberian imunisasi
MMr, penundaan kehamilan harus dilakukan selama 3 bulan.
E. Pemeriksaan
Laboratorim
1. Anti
Rubella IgM dan IgG bila perlu
2. Pemeriksaan
penyaring (skirining) dilakukan saat ibu merencanakan kehamilan, awal kehamilan
(minggu 1-17), wanita hamil yang dicurigai kontak dengan virus atau terdapat
gejala klinis
F. Hasil
dan tindak lanjut
1. IgG
(+): sudah pernah terinfeksi dimasa lalu sehingga sudah kebal terhadap Rubella.
Tidak diperlukan pemeriksaan lanjut sampai dengan kehamilan berikut
2. IgM
(-), IgM(-)/(+): periksa ulang1-4 minggu kemudian jika hasil tetap IgG
(-),IgM(-) berarti belum pernah terinfeksi , oleh karena itu daaan hind danari sumber infeksi dan lakukan
vaksinasi jika kehamilan belum terjadi. Sementara itu jika IgG (+) dam IgM (+)
berarti infeksi baru terjadi pertama kali. Jika IgG (-) berarti IgM tidak
spesifik dan belum pernah terinfeksi. Oleh karena itu lakukan tindakan
preventif dan vaksinasi jika kehamilan belum terjadi.
2.1.3
Herpes
Beberapa definisi dari
herpes adalah sebagai berikut
1.
Herpes genitalis: infeksi homunis pada
traktus genitalia bagian bawah
2.
Herpes simpleks: infeksi akut yang
disebabkan oleh virus herpes homunis tipe II yang menyerang daerah mukokutan,
seperti adanya vesikel berkelompok dasar kulit yang sembab dan eritema pada
daerah mukokutan.
A. Gejala
klinis
1. Gejala
primer biasanya timbul dalam 3-7 hari setelah paparan
2. Infeksi
asimtomatik: parestesia yang ringan dan rasa panas di daerah perineum dapat
terjadi sebelum lesi kelihatan
3. Jika
mukosa vesika urinaria terinfeksi maka urinisasi sangat nyeri sampai terjadi
retensi urine
4. Terjadivesikel
jernih padalabia mayora/minora, kulit perineum, vestibula bahkan sampai vagina
dan mukosa ektoserviks
5. Vesikel
yang dialami dalam waktu 1-7 hari membentuk ulkus dangkal dan nyeri. Bila
penyembuhan terjadi tidak menyebabkan parut/ulserasi
B.
Pencegahan
Jika baru pertam kali terkena
herpes selama hamil sangat penting untuk segera melakukan konsultasi.risiko
bayi yang terkena lebih besar jika mengalami infeksi herpes pertama kali saat akan
melahirkan. Saat hamil , jika pasangan mempunyariwayat terkena herpes, pastikan
pasangan memakai kondom saat berhubungan seksual selama hamil karena pasangan
akan dapat melarkan infeksi sampai lesi sembuh. Pemberian antivirus pada ibu
yang terinfeksi dan ingin hamil atau sudah hamil dapat menolong ibu terbebas
dari gejalaherpes pada saat melahirkan, maka persalinan sebaiknya diselesaikan
secara SC karena resiko bagi janin cukup besar bila persalinan dilakukan per
vaginam.
C.
Pemeriksaan Laboratorium
1.
Anti HSV-1 IgG danIgM, anti HSV-2 IgG
dan IgM
2.
Pemeriksaan dilakukan saat ibu
merencanakan kehamilan dan awal kehamilan. Bila hasil negative maka periksa
pasangannya. Bila istri (-) pasangan (+) dengan riwayat herpes genital, maka
periksa istri menjelang akhir kehamilan
D.
Hasil dan Tindak Lanjut
1.
IgG (-): periksa pasangan/suami terhadap
anti HSV-2 IGg,jika suami IGg(+) lakukan tindakan preventif penularan dengan
penggunaan kondom. Periksa ulang 2 minggu kemudian, jika IgG (-) berarti tidak
terinfeksi. Jika IgG (+) berarti infeksi primer dengan resiko tinggi penularan
pada janin, segera konsul ke dokter,jika terdapat lesi untuk mencegah penularan
pada bayi, biasanya dokter menganjurkan untuk SC
2.
IgG (+): infeksi kambuhan, resiko
penularan pada janin lebih kecil dari
infeksi primer. Jika terdapat lesi, biasanya dokter menganjurkan SC untuk
mencegah penularan pada bayi
2.1.4
varicella
varicella atau cacar
air adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varizella zoster . organ tubuh yang diserang adalah kulit, selaput
lender mata dan mulut serta kerongkongan dan organ lain misalnya otak. Penyakit ini dapat
menyerang semua umur, tetap anak-anak lebih sering terkena.
A. Cara
penularan
B. Varicella
cepat menular. Kejadian penularan pada orang lain sejak 1-2 hari sebelum munculnya
ruam sampai dengan membentuk kerompeng. Beberapa bahaya dab komplikasi dari
varicella:
1. Pada
anak
Paling sering terjadi
infeksi pada kulit, enchepalitis (radang otak) dan pneumonia
2. Pada
ibu hamil
a. Trimester
I dan II, keguguran bayi lahir mati, bayi cacat,BBLR, cacar air pada masa bayi.
b. Trimester
III, bila > 6 hari sebelum melahirkan maka bayi akan terkena cacar air
ringan. Bila < 6 hari sebelum atau 2 hari sesudah melahirkan, bayi akan
mengalami cacarair bahkan bias meninggal.
C. Pencegahan
Vaksinasi merupakan
langkah bijaksana dalam perlindungan terhadap virus varicella zoster dan
komplikasinya. Vaksin dapat diberikan sedini mungkin, namun apabila dikehendaki
orang tua,vaksin dapat diberikan setelah umur > 1 tahun. Apabila vaksin
diberikan pada umur >13 tahun, maka imunisasi diberikan 2 kali dengan 4-8
minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar