Jumat, 30 November 2012

Infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan


BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1 Infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan
2.1.1 Citomegallo Virus (CMV)
      CMV adalah virus DNA yang merupakan anggota keluarga sehingga menimbulkan kemampuan latensin.virus ini merupakan penyebabinfeksi perinatal tersering. Bukti infeksi pada janinditemukan 0,5 sampai 2 % dari semua neonates.
      Gejala ibu yang terinfeksi CRV biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata karena biasanya CRV dating pergi tanpa gejala.
A.    Cara penularan
Virus ditularkan melalui cara-cara berikut ini :
1.      Secara horizontal melalui percikan ludah,air liur (saliva) dan urine
2.      Secara vertical dari ibu ke janin bayi
3.      Sebagai penyakit menular seksual
B.     Diagnosis
1.      Prenatal  
      Efek infeksi pada janin dideteksi dengan USG,CT Scan atau MRI. Dapat dijumpai mikrosefalus, ventrikulomegali atau kalsifikasi serebrum. Amniosintesis dilakukan untuk biakan virus atau kardosintesis untuk mendeteksi IgM dalam memastikan kecurigaan kasus infeksi primer.
2.      Maternal
      Dengan mengisolasi virus dalam biakan urine/sekresi atau uji serologi.
C.     Dampak pada kehamilan
      Tidak terdapat bukti bahwa kehamilan meningkatkan resiko. Risiko penularan pada janin tertinggi dalam trimester pertama dan kedua,sementara infeksi trimester ketiga biasanya tanpa gejala sisa. Infeksi 10-20 % simtomatik sewaktu: IUGR,karioretinitis, mikrosefali, pengapuran otak, hepato plasmomegali dan hidrosepalus. Infeksi 80-90 %asimtomatik sewaktu lahir, tetapi menunjukkan keterbelakangan mental seperti gangguan visual, tetapi, kehilangan pendengaran yabg progresif dan perkembangan psikomotorik terlambat.
D.    Pemeriksaan Laboratorium
1.      Anti CRV IgM dan IgG dan IgG aviditas
2.      Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu merencanakan kehamilan jika hasil pemeriksaansebelumnya negative
E.     Hasil dan Tindak Lanjut
1.      IgM (-) : periksa ulang beberapa minggu kemudian, jika hasil tetap IgM (-) berarti tidak terifeksi dan lakukan langkah pencegahan. Sementara itu, jika IgG (+) : lakukan pemeriksaan konfirmasi IgM dan IgG aviditas, jika IgM (+) dan IgG rendah berarti infeksi primer perlu pemeriksaan lebih lanjut apakah janin terinfeksi atau tidak.
2.      IgG (+): berarti sudah pernah terinfeksi dimasa lalu, karena itu sudah kebal terhadap CRV. Tidak diperlukan pemeriksaan lanjut,pada kehamilan berikut untuk melihat jumlah titer IgG, apakah masih mencukupi atau tidak.
F.      Pencegahan
      Kesehatan perlu dijaga dengan Kesehatan perlu dijaga dengan baik pada situasi yang berisiko tinggi. Misalnya tersedianya unit rawat intensif neonatal, pusat rawat  berobat jalan dan unit dialysis. Transfuse ibu dengan darah positif CMV harus dihindari.

2.1.2        Rubella
Rubella ( campak jerman) adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik intrauterine, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, rubella disebabkan oleh virus plemorfis yang mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet dari ibu hamil kepada janin.
A.    Tanda dan gejala
1.      Demam ringan, pusing dan mata ringan
2.      Sakit tenggorokan
3.      Ruam kulit setelah demam turun (warna merah jambu)
4.      Kelenjar limfe membengkak
5.      Persendian bengkakdan nyeri pada beberapa kasus
6.      Fotofobia
7.      Abortus spontan
8.      Radang arthritis atau ensefalitis
9.      Pada ibu hamil kadang tanpa gejala
B.     Dampak pada kehamilan
1.      Insidensi anomaly congenital: bulan pertama 50%, bulan kedua 25%, bulan ketiga 10% dan bulan keempat 4%. Pemaparan pada bulan pertama dapat menyebabkan malformasi jantung, mata, telinga, atau otak. Pemaparan bulan keempat: infeksi sistemik,retardasi pertumbuhan intrauterine.
2.      Infeksi rubella congenital dapatmenyebabkan sindron rubella congenital yang terdiri atas hal-hal berikut ini.
a.       Pertumbuhan janin yang terhambat (merupakan kondisi yang paling sering terjadi)
b.      Katarak yang dapat terjadi pada satu atau kedua mata. Katarak adalah pemutihan lensa mata sehingga mengakibatkan kebutaan menetap. Kelainan katarak ini biasanya disertai dengan bola mata yang kecil
c.       Kelainan jantung bawaan
d.      Hilang fungsi pendengaran akibat proses infeksi yang terjadi pada saraf pendengaran
e.       Radang otak dan selaput otak
C.     Pengobatan
Tidak ada obat spesifik untuk mengobati infeksi virus rubella. Obat yang diberikan biasanya bersifat untuk meringankan gejala yang timbul. Hanya saja pada anak-anak dan orang dewasa, gejala-gejala yang timbul adalah sangat ringan. Bayi yang lahir dengan sindrom rubella congenital, biasanya harus ditangani secara sekama oleh para ahli. Semakin banyak kelainan bawaan yang diderita akibat infeksi congenital, semakin besar pula pengaruhnya pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak.bayi lahir yaitu dengan terdeteksinya IgM Rubella pada darah bayi.

D.    Pencegahan penularan virus rubella
Cara yang paling efektif untuk mencegah penularan virus rubella adalah dengan pemberian imunisasi. Saat ini imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah rubella adalah dengan pemberian vaksin MMR pada wanita usia reproduksi yang belum mempunyai antibody terhadap virus rubella amatlah penting untuk mencegah terjadinya infeksi rubella congenital pada janin. Setelah pemberian imunisasi MMr, penundaan kehamilan harus dilakukan selama 3 bulan.
E.     Pemeriksaan Laboratorim
1.      Anti Rubella IgM dan IgG bila perlu
2.      Pemeriksaan penyaring (skirining) dilakukan saat ibu merencanakan kehamilan, awal kehamilan (minggu 1-17), wanita hamil yang dicurigai kontak dengan virus atau terdapat gejala klinis
F.      Hasil dan tindak lanjut
1.      IgG (+): sudah pernah terinfeksi dimasa lalu sehingga sudah kebal terhadap Rubella. Tidak diperlukan pemeriksaan lanjut sampai dengan kehamilan berikut
2.      IgM (-), IgM(-)/(+): periksa ulang1-4 minggu kemudian jika hasil tetap IgG (-),IgM(-) berarti belum pernah terinfeksi , oleh karena itu  daaan hind danari sumber infeksi dan lakukan vaksinasi jika kehamilan belum terjadi. Sementara itu jika IgG (+) dam IgM (+) berarti infeksi baru terjadi pertama kali. Jika IgG (-) berarti IgM tidak spesifik dan belum pernah terinfeksi. Oleh karena itu lakukan tindakan preventif dan vaksinasi jika kehamilan belum terjadi.
2.1.3        Herpes
Beberapa definisi dari herpes adalah sebagai berikut
1.         Herpes genitalis: infeksi homunis pada traktus genitalia bagian bawah
2.         Herpes simpleks: infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes homunis tipe II yang menyerang daerah mukokutan, seperti adanya vesikel berkelompok dasar kulit yang sembab dan eritema pada daerah mukokutan.


A.    Gejala klinis
1.      Gejala primer biasanya timbul dalam 3-7 hari setelah paparan
2.      Infeksi asimtomatik: parestesia yang ringan dan rasa panas di daerah perineum dapat terjadi sebelum lesi kelihatan
3.      Jika mukosa vesika urinaria terinfeksi maka urinisasi sangat nyeri sampai terjadi retensi urine
4.      Terjadivesikel jernih padalabia mayora/minora, kulit perineum, vestibula bahkan sampai vagina dan mukosa ektoserviks
5.      Vesikel yang dialami dalam waktu 1-7 hari membentuk ulkus dangkal dan nyeri. Bila penyembuhan terjadi tidak menyebabkan parut/ulserasi
B.     Pencegahan
              Jika baru pertam kali terkena herpes selama hamil sangat penting untuk segera melakukan konsultasi.risiko bayi yang terkena lebih besar jika mengalami infeksi herpes pertama kali saat akan melahirkan. Saat hamil , jika pasangan mempunyariwayat terkena herpes, pastikan pasangan memakai kondom saat berhubungan seksual selama hamil karena pasangan akan dapat melarkan infeksi sampai lesi sembuh. Pemberian antivirus pada ibu yang terinfeksi dan ingin hamil atau sudah hamil dapat menolong ibu terbebas dari gejalaherpes pada saat melahirkan, maka persalinan sebaiknya diselesaikan secara SC karena resiko bagi janin cukup besar bila persalinan dilakukan per vaginam.
C.     Pemeriksaan Laboratorium
1.      Anti HSV-1 IgG danIgM, anti HSV-2 IgG dan IgM
2.      Pemeriksaan dilakukan saat ibu merencanakan kehamilan dan awal kehamilan. Bila hasil negative maka periksa pasangannya. Bila istri (-) pasangan (+) dengan riwayat herpes genital, maka periksa istri menjelang akhir kehamilan



D.    Hasil dan Tindak Lanjut
1.         IgG (-): periksa pasangan/suami terhadap anti HSV-2 IGg,jika suami IGg(+) lakukan tindakan preventif penularan dengan penggunaan kondom. Periksa ulang 2 minggu kemudian, jika IgG (-) berarti tidak terinfeksi. Jika IgG (+) berarti infeksi primer dengan resiko tinggi penularan pada janin, segera konsul ke dokter,jika terdapat lesi untuk mencegah penularan pada bayi, biasanya dokter menganjurkan untuk SC
2.         IgG (+): infeksi kambuhan, resiko penularan pada janin  lebih kecil dari infeksi primer. Jika terdapat lesi, biasanya dokter menganjurkan SC untuk mencegah penularan pada bayi

2.1.4        varicella
varicella atau cacar air adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varizella zoster . organ tubuh yang diserang adalah kulit, selaput lender mata dan mulut serta kerongkongan dan organ  lain misalnya otak. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, tetap anak-anak lebih sering terkena.
A.    Cara penularan
B.     Varicella cepat menular. Kejadian penularan pada orang lain sejak 1-2 hari sebelum munculnya ruam sampai dengan membentuk kerompeng. Beberapa bahaya dab komplikasi dari varicella:
1.      Pada anak
Paling sering terjadi infeksi pada kulit, enchepalitis (radang otak) dan pneumonia
2.      Pada ibu hamil
a.       Trimester I dan II, keguguran bayi lahir mati, bayi cacat,BBLR, cacar air pada masa bayi.
b.      Trimester III, bila > 6 hari sebelum melahirkan maka bayi akan terkena cacar air ringan. Bila < 6 hari sebelum atau 2 hari sesudah melahirkan, bayi akan mengalami cacarair bahkan bias meninggal.


C.     Pencegahan
Vaksinasi merupakan langkah bijaksana dalam perlindungan terhadap virus varicella zoster dan komplikasinya. Vaksin dapat diberikan sedini mungkin, namun apabila dikehendaki orang tua,vaksin dapat diberikan setelah umur > 1 tahun. Apabila vaksin diberikan pada umur >13 tahun, maka imunisasi diberikan 2 kali dengan 4-8 minggu.